Kupangmetro – Seiring perkembangan teknologi yang serba digital membawa dampak yang signifikan terhadap barbagai sektor. Salah satunya adalah sistem manegemen pada Lembaga Koperasi.
“Dengan Sistem Digitalisasi saat ini, Lembaga Koperasi lebih mudah mengoptimalisasi sistem pengelolaannya demi kesejahteraaan anggota dan masyarakat yang membutuhkan jasa Koperasi,” ungkap Kepala Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sylvia Peku Djawang pada acara webinar “Baomong Koperasi” dengan Tema “Koperasi Modern di Era Digitalisasi” yang diselenggarakan oleh Klinik Digitalisasi Koperasi NTT – Diskop Nakertrans Provinsi NTT pada Kamis, 29 Desember 2022 lalu
Untuk itu Peku Djawang terua mendorong Lembaga Koperasi yang ada di seluruh Nusa Tenggara Timur agar terus berinovasi dalam mengembangkan sistem pelayanan Koperasi dari manual menjadi elektronik.
“Dengan teknologi digital dapat mempermudah pengelolaan koperasi oleh pengurus maupun manfaatannya bagi anggota,” katanya.
Saat ini lanjut Peku Djawang, untuk mendukung kinerja di bidang Koperasi, Diskop Nakertrans Provinsi NTT terus membangun koordinasi dan kerjasama dengan pihak lain sehingga Diskop Nakertrans Provinsi NTT mendapat apresiasi dari berbagai pihak dan dinyatakan sebagai Dinas dengan kinerja terbaik se Indonesia dalam hal membangun kemitraan oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Republik Indonesia (RI).
Sebagai Kepala Dinas yang mengurus Koperasi, Sylvia Peku Djawang mengingatkan para pengurus Koperasi untuk mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan melakukan transformasi digital.
“Pengurus Koperasi harus dapat mengubah citra Koperasi menjadi modern, baik dalam pengelolaan usaha, pelayanan anggota, serta akses pembiayaan,” tegasnya.
Sylvia Peku Djawang juga mengingatkan kepada para pengurus agar tetap menjaga citra Lembaga Koperasi sehingga Koperasi yang dikelolah terus mengalami perkembangan dan mendapat kepercayaan dari masyarakat, terutama bagi pelaku Usaha Kecil Mikro.
“Teruslah berbenah agar tetap menjadi kepercayaan masyarakat dalam mengembangkan perekonomian masyarakat,” ajak Peku Djawang.
Saat itu katanya, jumlah Koperasi di Nusa Tenggara Timur terus mengalami peningkatan, sehingga diharapkan semua pihak baik itu Pemerintah maupun pengurus Koperasi harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang digitalisasi terutama untuk menunjang kinerja dan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan jasa Koperasi.
Pengelolaan Koperasi saat ini menurut Peku Djawang, harus mempunyai program berupa aplikasi yang berbasis digital. “Ini sangat penting, sebab salah satu syarat agar Koperasi bisa mengakses LPDB adalah sudah bertransaksi atau punya sistem transaksional berbasis digital yang transparan,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Koperasi Kredit (Kopdit) Sa’nai, Silvester Tena yang tampil sebagai narasumber pada acara webinar “Baomong Koperasi” dengan Tema “Koperasi Modern di Era Digitalisasi” mengaku, setelah Koperasi yang dipimpinnya berintegrasi dari sistem pengelolaan manual ke sistem digital, banyak mendapat kemudahan dan keuntungan yang dicapai.
Menurutnya, semenjak KSP Kopdit Sa’nai berdiri tahun 2016 hingga 2021 lalu, para pengurus di koperasi tersebut sering kewalahan dalam mencari selisih neraca untuk menyeimbangkan antara Aktiva dan Pasiva.
Aktiva dan Pasiva adalah penyeimbang dalam neraca keuangan. Sisi kiri adalah laporan terkait aset atau Aktiva Koperasi berupa aset tetap dan lancar. Sedangkan sisi kanan adalah kewajiban atau Pasiva dan modal Koperasi.
“Namun dengan beralihnya pengelolaan ke sistem digital, kami mendapat banyak kemudahan. Tidak perlu pusing lagi soal angka sebab semua serba otomatis,” katanya.
Dijelaskan, keuntungan sistem digital bagi pengelola Koperasi diantaranya adalah pengelola atau pengurus lebih dimudahkan dalam berbagai hal sebab semuanya berbasis digital. Laporan keuangan bisa dipantau kapan saja; Hemat waktu dan tenaga; Bisa diakses lewat android; Mempermudah kontrol dan pengawasan. “Bisa dikelola kapan saja, dimana saja dan darimana saja secara bebas,” akunya.
Sementara bagi anggota, lanjut Tena, semua anggota Koperasi dapat menyimpan sendiri, melakukan transfer uang antar sesama anggota dalam koperasi maupun ke koperasi luar dengan mudah, mengajukan pinjaman secara online bahkan di waktu malam hari, serta bisa bertransaksi pulsa data serta listrik dan lain-lain secara real time online.
Namun dari begitu banyak kemudahan yang didapat dari sistem digital, Silvester Tena mengingatkan bahwa yang terpenting dalam kemajuan koperasi adalah karakter dari para anggota. “Walaupun semua layanan telah disediakan secara digital online, namun jika anggotanya suka macet atau tidak melakukan tugas dan kewajiban secara baik maka tetap berdampak negatif terhadap perkembangan koperasi,” tekan Tena.
Pengelolaan Belum Optimal
Sementara itu, Pengawas Koperasi Ahli Muda pada Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nelciana Yulita Soruh mengatakan, saat ini jumlah Koperasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur mencapai 4.286 unit Koperasi.
Dengan jumlah tersebut seharusnya Koperasi turut berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta membantu pemerintah dalam mengatasi angka kemiskinan di NTT, sebab tujuan utama Koperasi adalah untuk mensejahterakan anggota serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional maupun daerah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.
“Seharusnya dengan jumlah tersebut Koperasi sudah membantu banyak orang dalam meningkatkan kesejahteraan. Sebab jika koperasi itu bangkit maka seharusnya para anggota sejahtera,” ungkap Nelciana Soruh yang juga sebagai koordinator sekaligus penanggung jawab Klinik Digitalisasi Koperasi NTT Bangkit.
Menurut Soruh, alasan Koperasi belum optimal dalam mensejahterakan anggota dan juga masyarakat karena sampai hari ini banyak Koperasi yang belum memiliki sistem pengelolaan atau manajemen yang optimal. “Artinya secara kuantitas sudah cukup memenuhi namun secara kualitas masih kurang,” tegasnya.
Untuk itu pihaknya berharap agar bagi para pengurus koperasi yang membutuhkan informasi serta solusi tentang semua hal yang berkaitan dengan Koperasi dapat memanfaatkan layanan di Klinik Digitalisasi Koperasi NTT Bangkit – Diskop Nakertrans Provinsi NTT, yang beralamat di Kompleks Kantor Gubernur lama, jalan Basuki Rahmat nomor 1 gedung E lantai 2 Kota Kupang, karena di klinik tersebut, segala persoalan Koperasi akan diidentifikasi secara baik untuk dicari jalan keluar agar Koperasi bisa berjalan dengan optimal.
Untuk itu lanjut Soruh, bagi pengurus Koperasi yang membutuhkan layanan kami termasuk yang ingin mendapatkan informasi tentang manfaat Digitalisasi Koperasi bisa berkunjung pada setiap hari kerja mulai senin hingga jumat pukul 08.00-16.00 WITA di Klinik Digitalisasi Koperasi NTT Bangkit, atau ikuti layanan Daring via Zoom dan live streaming di channel YouTube “Klinik Digitalisasi Koperasi NTT” (Link: https://www.youtube.com/@klinikdigitalisasikoperasi4234) yang hadir setiap Kamis pukul 10.00 Wita,” jelasnya.
Dalam webinar “Koperasi Modern di Era Digitalisasi” tersebut, juga dibicarakan tentang aplikasi Simpool yang sangat bermanfaat bagi pelaku Koperasi. Untuk informasi lebih lanjut bisa ditonton secara langsung webinar tersebut di link https://www.youtube.com. (andi sulabessy)
Discussion about this post