Kupangmetro.com – Guna menekan tingkat stunting di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya di wilayah Kecamatan Alak, pemerintah Kecamatan Alak, Kota Kupang terus melakukan sosialisasi tentang manfaat mengkonsumsi daun kelor kepada warga, khususnya kepada anak dan ibu hamil.
“Saat ini kami terus melakukan sosialisasi kepada warga melalui Lurah-Lurah yang ada di wilayah Kecamatan Alak tentang manfaat mengkonsumsi Daun Kelor bagi pertumbuhan dan kesehatan anak dan ibu hamil,” ungkap Camat Alak, Adi Palli, Rabu (7/12/22) di Kupang.
Menurut Camat Alak, Adi Palli, untuk mendapatkan nilai gizi yang baik dari Daun Kelor yakni dengan cara memisahkan daun kelor dari batangnya, lalu dibersihkan kemudian dimasukan kedalam air mendidih yang telah dimasak. “Daun Kelor yang telah dimasukan kedalam air mendidih upayakan jangan terlalu lama karena akan mengurangi nilai gizi yang ada pada Daun Kelor,” jelasnya.
Palli mencontohkan di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, pemerintah setempat telah berhasil menekan tingkat stunting hanya dengan mengkonsumsi daun kelor.
Untuk itu sebagai pimpinan wilayah Kecamatan yang membawahi 12 Kelurahan se Kecamatan Alak, phaknya telah menginstruksikan kepada setiap Lurah agar terus memantau perkembangan Stunting di Kelurahan masing-masing. “Saya telah mengeluarkan Instruksi kepada Lurah-Lurah agar terus memantau stuning di Kelurahan masing-masing,” tegas Palli.
Selain melakukan sosialisasi tentang manfaat mengkonsumsi daun kelor guna menekan stunting di Kecamatan Alak, phaknya juga telah meluncurkan program 2000 Rupiah yang ditujukan kepada setiap Kepala Keluarga.
Program 2000 Rupiah tersebut menurut Palli, dikumpulkan oleh para Ketua RT setiap bulan dari setiap Kepala Keluarga untuk selanjutnya diserahkan kepada Kader Posyandu guna dibelanjakan makanan tambahan yang bukan makanan pabrikan, kecuali susu dan telur untuk diberikan kepada anak Balita dan Ibu hamil.
Mantan Lurah Airnona ini juga menambahkan, selain dari setiap Kepala Keluarga, pihaknya juga telah menginstruksikan kepada setiap pegawai Kecamatan sampai Kelurahan untuk turut terlibat dalam pencegahan stunting di Kecamatan Alak dengan menyumbangkan sebagian dari penghasilan mereka setiap bulan.
“Untuk staf PTT di Kelurahan dan Kecamatan wajib menyumbangkan 5000 Rupiah setiap bulan, ASN golongan Dua sebesar 10 ribu Rupiah, Eselon Empat sebesar 15 Ribu Rupiah, Lurah 50 Ribu Rupiah dan Camat 200 Ribu Rupiah,” ungkap Palli.
Menurut Palli, sumbangan kasih dari para pegawai Kelurahan dan Kecamatan tersebut nantinya dikumpulkan di Kecamatan lalu disalurkan ke Kelurahan yang angka stuntingnya tinggi. “Program ini sudah berjalan selama Tiga bulan, yakni sejak bulan Oktober 2022 lalu,” jelas Palli.
Dia juga menambahkan, selain sosialisasi tentang manfaat mengkonsumsi daun Kelor dan sumbangan kasih dari setiap kepala Keluarga bersama staf Kelurahan dan Kecamatan dalam rangka penanganan stunting di wilayah Kecamatan Alak, pihaknya juga akan meminta partisipasi pengusaha yang ada di wilayah Kecamatan Alak untuk menjadi ‘bapak angkat’ bagi anak yang mengalami stunting, gizi buruk dan gizi kurang.
“Hal ini juga sesuai dengan Instruksi Penjabat Walikota Kupang tentang Upaya Pemerintah Kota Kupang mencari bapak angkat bagi anak yang mengalami stunting, giz buruk dan gizi kurang,” ungkap Palli.
Berdasarkan data jumlah stunting di Kecamatan Alak, hingga saat ini tercatat sebanyak 1.300 lebih anak yang tersebar di 12 Kelurahan se Kecamatan Alak.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Sementara penyebab stunting menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada dua, yakni faktor lingkungan dan genetik. Lingkungan adalah aspek penting yang masih dapat diintervensi sehingga perawakan pendek atau stunting dapat diatasi. Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak.
Selain disebabkan oleh lingkungan, stunting dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Namun sebagian besar stunting disebabkan oleh kekurangan gizi. (andi sulabessy)
Discussion about this post